Kamis, 19 Februari 2015

Acara Maulid Habsyi Kemaren Kamis Dimasjid Jami' mambaul ma'arif denanyar jombang

 Para pengharap Syafaat Naby Seang Menikmati Alunan maulid  Simthud Durror
 Ya Allah Wajah Wajah Yg Menjukkan hati(Adingers)
 Santri Mambaul ma'arif Lagi Mengharapka Syafaat Kanjeng Naby
 Para Habaib Dan Masyaiyikh Sangat Bersemangat Karna Bertemu Dgn Naby Muhammad,
 Subhanalloh...Gus Iqbal Sedang Membaca Qosidah Assalamualaiku
Subhanallh..Gus Afif Dan Hb Ading Sedang Berduet Maut Membaca Qosidah

Minggu, 15 Februari 2015

Maulid Habsyi Bersama Majlis An-nabawy Syarif Fakhrul wujud

Dimohon Kehadiranna Sadudara...
Dalam Acara Maulidul Habsyi Bersama Jamiyah Qubro Walkyai Fi Jumbang
hari/tgl:Kamis/19/02/2015
tempat:Masjid Mamba'ul Ma'arif Denayar Jombang
Pembicara: Habib Muhammad Bin Salim
Semoga Atas Kehadiran Anda Semua..Bisa Dijadikan Oleh Allah Sebagai Amal yg bagus..Dan Dicintai Nabiyulloh Muhammad




Selasa, 10 Februari 2015

Habib Syaikhon

"Waliyullah yang majdub"
Ini Bukanlah Seorang Militer sungguhan, Bukan pula orang gila !!
Tapi Ini Adalah "Habib Syaikhon bin mustofa albahar " Seorang yang Sering sekali disebut -sebut oleh para Ulama-ulama dan para habaib sebagai Wallliyulah yang Majdub (nyeleneh) yang Sering Menghilang jika sudah Karomahnya terlihat disuatu tempat.
Beliau Sangat susah dicari karena sering berpindah² tempat dengan cepat. Bahkan Al Habib Umar bin Hafidz (ulama yaman) Terkadang disela Asyiknya mengajar santri di tarim yaman sering berkata. "kita kedatangan seorang Waliyullah Wan Syaikhon Tapi tidak terlihat oleh para Jamaah (sumber: salah satu santri alHabib Umar BSA)
** *****
Diantara karomah² beliau
✔ Suatu ketika sebut saja Si A bersama Jama’ah mau berangkat ke acara Maulidan lalu sambil lewat menyapa sang habib: “Habib ayo kita ke Maulidan nanti kemaleman”. maka Si Habib Syaikhon menjawab sambil marah². ”Sudah sana berangkat, Heh Kyai ente aja duluan ! nanti ane nyusul, berisik aja loe..!”
Tapi Begitu Si A tiba di majelis betapa kagetnya, ternyata entah lewat mana sang Habib Syaekhon itu, ternyata beliau sudah berada dideretan jama’ah terdepan bersama para Habaib dan Ulama lainnya. Si A hanya berkata dalam Hati. “Subhanallah “ Sambil senyum senyum dan geleng geleng kepala.
Kemudian sang habib itu menyalami para jemaah sambil peluk, sambil berkata. "Ahlan Wa Sahlan Hehehe… barokah afwan ane sampe duluan ente belakangan, kikikik... semuanya ayo... mari, tafaddhol...”
Setelah Selesai acara doa, dan hindangan sudah keluar, keunikan lagi terjadi.
Semua hidangan Yang ada diacak-acak oleh beliau, semua makanan dicomot dicobain. Bagi yg belum tahu siapa beliau hanya bisa tercengang campur kaget.
Si A sempat memberitahu kepada mereka agar dibiarkan tingkahnya itu, dan para Ulama dan Habaib yang Hadir Saat itu hanya bisa tersenyum. lalu Habib Syaekhon berdoa komat kamit... terdengar sebait. “barakallah... Insyaallah”....
"Subhanallah"
✔Ada suatu kejadian yang lebih mengherankan lagi Di waktu Adzan maghrib berkumandang tepat di depan Musholla, Sang Habib Syaikhon itu membawa Gitar dan teriak teriak disaat jama'ah akan melangsungkan sholat maghrib. maka Tentu saja hal ini membuat marah sang Marbot Mushollah, maka dengan lantangnya sang Marbot itu mencaci maki Habib Syaikhon habis habisan.
Tiba tiba Habib Syaikhon menjepit leher Marbot tersebut dan di benamkan kedalam ketiaknya. Dan tiba tiba Sang marbot itu menangis sambil mengatakan ”Saya lihat Masjidil Haram Di Makkah... Saya lihat Baitullah dan Ka’bah di Mkkah...". dan akhirnya si Marbot tersebut segera meminta maaf kepada Sang Habib Syaikhon..
"Subhanallah"
✔Ada Sebuah rumah dari seorang keluarga miskin, dia hanya pedagang kecil di siang hari, tiba tiba didatangi oleh sang habib Syaikhon, maka tanpa permisi terdahulu beliau langsung nyelonong masuk kerumahnya tampa minta izin terdahulu, beliau langsung menyantap makanan yang ada dimeja makanNya.
Akhirnya sang Tuan Rumah hanya bisa melongo tanpa berkata apapun. kemudian setelah selesai Menyantapnya sang Habib pun pamit, sambil berkata. “Teeerimaksih ya, assalamu'alaikum...” . Heran dan tak habis fikir tuan rumah hanya bisa melongo.
"SUBHANALLAH" AnehNya tak berapa lama kemudia Si keluarga Miskin pedagang lecil itu mendapatkan rezeki yang tak disangka sangka dan kini Mereka menjadi pedagang besar dan Kaya Raya.
Menurut segelintir orang yang faham artinya, jika Seandainya Tuan Rumah tadi marah-marah dan tak terima, maka tidak akan menjadi seperti skrg, bisa menjadi orang yang kaya raya.
"Subhanallah"
✔ Kisah lain lagi, ada seorang tukang ES Cendol di Madrasah Al Wathoniah Klender Jakarta Timur, Es nya diambil segelas tanpa permisi apalagi bayar... he heee... Namun si tukang Es hanya geleng geleng kepala tanpa komentar. Sempat dia ingin mau marahi sang Habib Syaekhon itu, namun diberitahu oleh Pak Satpam yang mengenal sang Habib itu, lalu si tukang Es hanya bisa diam.
Begitu selesai, tak berapa lama setelah sang Habib pergi, segrombolan orang entah dari mana memborong semua Es cendolnya dengan bayaran yang lebih, hingga dia tidak perlu lagi berjualan hingga larut malam... benar benar laris manis...barokah sang habib..
Menurut seorang kerabat beliau bernama Sania ibrahim , bahwa untuk dapat bertemu dengan Habib syaikhon mudah saja asalkan punya niat yang baik untuk bersilahturahim , karena Habib Syaikhon sering berpindah pindah tempat , kadang beliau ada di Makam Ayahnya di Masjid Baidho di lubang buaya jakarta timur dan terkadang ada di Gang Nangka Bintara 3, dan menurut cerita kalau bertemu beliau akan di sambut Khodam ( jin ) di depan pintu dan hanya orang orang yang sholeh dan punya niat yang baik yang dapat berjumpa dengan beliau dan apapun kata kata Habib Syaikhon dan kelakuan beliau jangan di terjemahkan dan diartikan seenaknya karena yang tahu maksudnya hanya Alloh swt.
Masih banyak lagi kisah² tentang beliau yang saya dengar dari para guru, beliau para guru hanya pesan bila dan barangkali suatu waktu anda ketemu sang habib eksentrik itu kemudian tiba tiba istri/suami anda atau anda sendiri dibentak-bentak dan dimaki-maki sebaiknya anda diam dan bersabar... biarkan beliau sesukanya toh kita tidak tau kehendak Allah yang bisa saja melalui perantara beliau dan Hanya Allah lah Sang Maha Tahu...
Karomah yang dimiliki para Wali adalah merupakan sesuatu perkara yang terjadi diluar kemampuan akal manusia biasa untuk memikirkan atau menciptakan. Perkara itu (karomah) diberikan Allah kepada hamba pilihanNya. Setiap sikap perbuatan dan ucapannya serta keadaan hatinya selalu bergerak dalam khasanah Allah semata.
Oleh karena itu bagi Waliyulloh dengan Karomahnya kadang-kadang tampak keanehan-keanehan baik dalam sikap tindakan dan ucapan yang tidak begitu saja mudah bagi akal manusia biasa untuk memahaminya.
Semoga Allah Swt dapat mempertemukan kita juga mungkin para muhibbin dengan Habib Syaikhon Al Bahar sekedar mencium tangan dan menjabat tangannya sebagai rasa Mahabbah dan cinta terhadap Ulama dan habaib.
Begitulah cara Allah menyembunyikan para kekasih Nya... Ada Rahasia Dibalik Rahasia...
Wallohu a’lam

Minggu, 11 Januari 2015

Nasihat Dari Habib Salim Assyatiri


Berkata Sulthonul Ilim Al Hb. Salim bin
abdulloh bin umar Assyatiri :
" Bersyukurlah kalian di lahirkan sebagai
Ahlul bait Nabi Muhammad SAW. karna
sesungguhnya yg menjadi paku Bumi
adalah Ahlul bait Nabi Muhammad SAW.
bukan akhwal biarpun dia berpangkat
ulama.
dan sesungguhnya Allah menciptakan
Bumi hanya untuk Nabi Muhammad SAW
beserta keluarganya.
bahkan di dalam sholat pun apabila
tidak bersholawat kpd nabi Muhammad
SAW & keluarganya maka tidak sah
sholatnya
Wahai bani alawiyyin mari kita tingkatkan
ibadah kita dan melaksanakan ahlus
sunah wal jama'ah dan selalu
memperbaiki ahlak kita.

Sabtu, 06 Desember 2014

SEJARAH HABAIB ALAWIYIN

Sejarah Para Alawiyyin..
1. Ali Bin Abi Thalib
Imam Ali adalah orang yang pertama kali masuk Islam. Abu Ya’la meriwayatkan dari Ali, bahwa Ali telah berkata: “Rasulullah diutus pada hari Senin dan aku masuk Islam pada hari Selasa.”
Abdulbirr dalam kitabnya yang berjudul al-Isti’ab mengetengahkan sebuah hadits yang berasal dari Imam Ali , bahwa Rasulullah saw berkata kepada Siti Fatimah ra: ‘Suamimu adalah orang yang terkemuka di dunia dan akhirat, ia sahabatku yang pertama memeluk Islam, yang paling banyak ilmunya dan paling besar kesabarannya’
Dalam hal nasab, seperti diriwayatkan oleh Thabrani, bahwasanya Rasulullah saw telah bersabda: “Allah menciptakan keturunan setiap Nabi dari tulang sulbinya sendiri, namun Allah menciptakan keturunanku dari tulang sulbi Ali bin Abi Thalib.”
Hal ini diperkuat dengan hadits yang bersumber dari Umran bin Hushain, bahwa Rasulullah telah berkata: “Apakah yang kamu inginkan dari Ali, apakah yang kamu inginkan dari Ali, apakah yang kamu inginkan dari Ali? Sesungguhnya Ali dariku dan aku darinya. Ia adalah pemimpin semua orang mukmin sesudahku.”
Ibnu Abbas ra meriwayatkan sebuah hadits, bahwasanya Rasulullah saw menyatakan: ‘Manusia diciptakan dari berbagai jenis pohon, sedang aku dan Ali bin Abi Thalib diciptakan dari satu jenis pohon (unsur). Apakah yang hendak kalian katakan tentang sebatang pohon yang aku sendiri merupakan pangkalnya, Fatimah dahannya, Ali getahnya, al-Hasan dan al-Husein buahnya, dan para pencinta kami adalah dedaunannya! Barangsiapa yang bergelantung pada salah satu dahannya ia akan diantar ke dalam surga, dan barangsiapa yang meninggalkannya ia akan terjerumus ke dalam neraka.”
Imam Ali bin Abi Thalib wafat sebagai syahid pada hari Jum’at tanggal 17 Ramadhan tahun 40 Hijriyah ketika sedang melaksanakan sholat Subuh. Beliau dikarunia lima belas orang anak laki-laki dan delapan belas orang anak perempuan:
-Hasan
-Husein Ibunya Siti Fathimah binti Rasul saw.
-Muhsin (meninggal waktu kecil)
-Muhammad al-Hanafiah (Menurut satu pendapat keluarga Ba Qasyir di Hadramaut adalah keturunannya)
-Abbas
-Usman Syahid bersama saudaranya Husein
-Abdullah Ibunya ummu Banin binti Hazam al-Kilabiyah
-Ja’far
-Abdullah
Ibunya Layla binti Mas’ud al-Nahsaly
-Abu Bakar
-Yahya
Ibunya Binti Umais al-Khosmaiy
-Aun
-Umar al-Akbar (Ibunya ummu Habibah al-Taghlibiyah)
-Muhammad al-Ausath (Ibunya Amamah binti Abi Ash)
-Muhammad al-Asghor
Kelima belas anak laki-laki tersebut sesuai dengan pendapat al-Amiri, sedangkan Ibnu Anbah menambahkan nama: Abdurahman, Umar al-Asghor dan Abbas al-Asghor. Adapun yang membuahkan keturunan ada lima, yaitu: Hasan, Husein, Muhammad al-Hanafiyah, Abbas al-Kilabiyah dan Umar al-Tsa’labiyah.
Sedangkan anak perempuannya dalam riwayat yang disepakati berjumlah 18 orang, yaitu: Zainab, Ummu Kulsum, Ruqoyah, Ummu Hasan Ramlah al-Kubra, Ummu Hanni, Ramlah al-Sughro, Ummu Kulsum al-Sughro, Fathimah, Amamah, Khadijah, Ummu Khoir, Ummu Salmah, Ummu Ja’far, Jamanah
2. Siti Fathimah al-Zahra al-Batul.
Siti Fathimah lahir satu tahun sebelum kenabian dan meninggal dunia enam bulan sesudah ayahnya Rasulullah SAW meninggal, yaitu pada malam Selasa tanggal 3 Ramadhan tahun 11 Hijriyah.
Nama Fathimah berasal dari kata Fathman yang artinya sama dengan qath’an atau man’an, yang berarti ‘memotong, memutuskan atau mencegah’. Ia dinamakan Fathimah karena Allah SWT mencegah dirinya dari api neraka, berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas bahwa Nabi bersabda: ‘Sesungguhnya Fathimah adalah orang yang suci farajnya, maka Allah haramkan atas dia dan keturunannya akan api neraka.’
Al-Nasai meriwayatkan, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda: Sesungguhnya putriku Fathimah ini adalah seorang manusia-bidadari. Dia tidak haid dan tidak pula mengeluarkan kotoran. Karena itulah ia dinamakan al-Zahra atau ‘yang suci’, sebab ia tidak pernah mengeluarkan darah, baik dalam haid maupun sesudah melahirkan (nifas). Pada saat melahirkan, ia mandi dan kemudian shalat sehingga ia tidak pernah luput dari melaksanakan shalat. Adapun sebutan al-Batul baginya itu adalah karena ia merupakan wanita yang paling menonjol di masanya dalam hal keutamaan, agama dan keturunan.
Dikemukakan pula oleh al-Thabrani, bahwa Rasulullah SAW bersabda: ” Tiap anak itu bernisbat kepada keturunan bapaknya, kecuali putra Fathimah, akulah wali mereka dan akulah ashabah mereka”. Dalam riwayat lain yang sahih disebutkan: “Setiap anak itu mengikuti garis keturunan bapaknya kecuali anak-anak Fathimah , sebab akulah ayah mereka dan ashabah mereka”.
3. Hasan Bin Ali Bin Abi Thalib.
Sayyidina Hasan lahir di Madinah sembilas belas hari sebelum peristiwa perang Badar. Beliau adalah cucu dan buah hati Rasulullah. Rasulullah mengakikahkan Hasan pada hari ketujuh dari kelahirannya. Sayyidina Hasan , sangat mirip sekali dengan Rasulullah, yaitu dari mulai pusarnya sampai kepalanya. Sedangkan Sayyidina Husien mirip beliau mulai dari pusar ke bawah.
Beliau hidup pada masa Rasulullah selama 8 tahun dan bersama ayahnya selama 29 tahun dan dibaiat menjadi khalifah pada tahun 41 Hijriyah ketika umur beliau 37 tahun. Beliau wafat pada tahun 49 Hijriyah dan dimakamkan di Baqi. Menurut al-Amiri, beliau dikaruniai sebelas anak laki-laki: Abdullah, Qasim, Hasan Mutsanna, Zaid, Umar, Abdullah, Abdurahman, Ahmad, Ismail, Husin dan Aqil, dan seorang anak perempuan bernama Ummu Hasan. Sedangkan yang meneruskan keturunan Imam Hasan adalah: Zaid dan Hasan Mutsanna.
4. Husein Bin Ali Bin Abi Thalib.
Sayyidina Husein (Abu Abdillah) adalah cucu dan buah hati Rasulullah. Ia lahir pada hari kelima dari bulan Sya’ban tahun keempat hijriyah.
Al-Hakim mengemukakan sebuah hadits dalam kitab sahihnya, yang bersumber dari sahabat yahya al-’Amiri, bahwa Rasulullah SAW bersabda: ” Husein dariku dan aku dari Husein. Ya Allah cintailah orang yang mencintai Husein. Husein adalah salah seorang asbath.”
Diriwayatkan oleh Ibnu Hibban, Ibnu Sa’ad, Abu Ya’la serta Ibnu Asakir dari Jabir bin Abdullah: “Saya telah mendengar Rasulullah bersabda: ‘Barangsiapa suka melihat seorang pemimpin para pemuda ahli surga, maka hendaklah ia melihat kepada Husein bin Ali.’”
Sayyidina Husein gugur sebagai syahid, pada hari Jum’at, hari kesepuluh (Asyura) dari bulan Muharram, tahun enam puluh satu Hijriyah di padang Karbala –suatu tempat di Iraq yang terletak antara Hulla dan Kuffah.
Ibnu Hajar memberitahukan sebuah hadits dari suatu sumber yang diriwayatkan dari Ali, bahwa Rasulullah SAW telah bersabda ” Pembunuh Husein kelak akan disiksa dalam peti api, yang beratnya sama dengan siksaan separuh penduduk dunia.”
Abu Na’im meriwayatkan bahwa pada hari terbunuhnya Sayyidina Husein, terdengar Jin meratap dan pada hari itu juga terjadi gerhana matahari hingga tampak bintang-bintang di tengah hari bolong. Langit di bagian ufuk menjadi kemerah-merahan selama enam bulan, tampak seperti warna darah.
Sayyidina Husein sungguh telah memasuki suatu pertempuran menentang orang yang bathil dan mendapatkan syahidnya di sana. Menurut al-Amiri, Sayidina Husein dikarunia 6 anak laki-laki dan 3 anak perempuan. Dan dari keturunan Sayyidina Husein yang meneruskan keturunannya hanya Ali al-Ausath yang diberi gelar ‘Zainal Abidin’. Sedangkan Muhammad, Ja’far, Ali al-Akbar, Ali al-Ashgor , Abdullah, tidak mempunyai keturunan (ketiga nama terakhir gugur bersama ayahnya sebagai syahid di karbala). Sedangkan anak perempuannya adalah: Zainab, Sakinah dan Fathimah.
5. Ali Zainal Abidin.
Sayyidina Ali Zainal Abidin dilahirkan di Madinah pada hari Kamis tanggal 5 Sya’ban tahun 38 Hijriyah, yaitu pada masa pemerintahan kakeknya Ali Bin Abi Thalib.
Sayyidina Ali Zainal Abidin ialah seorang yang kekhusyu’annya dalam wudhu’, shalat dan ibadah sangatlah menakjubkan. Dalam sehari semalam ia shalat (sunnah) seribu raka’at, yang ia kerjakan sampai akhir hayatnya. Ia sangat takut kepada Allah, sampai-sampai bila ia berwudhu’ maka menjadi pucat dan gemetarlah seluruh anggota badannya. Ketika ditanya, kenapa tuan menjadi demikian? Ia menjawab: Tahukah kalian di hadapan siapakah aku akan berdiri?
Ia juga dikenal dengan sebutan al-Sajjad (yang banyak sujud). Di antara putra Sayyidina Ali Zainal Abidin ialah:
-Muhammad al-Baqir
Ibunya Fathimah binti Hasan bin Ali bin Abi
-Abdullah al-Bahir Thalib.
-Zaid (Sohibul Mazhab Syi’ah Zaidiyah, mempunyai anak Isa dan Yahya)
-Umar al-Asyrof
-Ali Ibunya bernama Zajlan
-Husein al-Ashgor (Ibunya bernama Sa’adah)
Keenam nama di atas mempunyai keturunan.
1. Husein al-Akbar
2. Qasim
3. Hasan
4. Sulaiman
5. Abdurahman.
Sayyidina Ali Zainal Abidin wafat pada tahun 94 Hijriyah, dalam usia 58 tahun dan dimakamkan di Baqi’.
6. Muhammad al-Baqir.
Beliau dilahirkan pada tahun 59 Hijriyah di Madinah.Imam Muhammad al-Baqir adalah seorang ‘arif billah yang sangat luas ilmunya. Ia mendapatkan gelar ‘al-Baqir’ karena ia telah baqqara (membelah) ilmu, sehingga ia dapat mengetahui asal dan rahasia ilmu. Masa kehidupannya penuh dengan pekerjaan-pekerjaan besar, di antaranya dibukanya lembaga-lembaga keilmuan, pembahasan ilmiah dan sastra. Berdasarkan ijma’ Bukhari dan Muslim putera Muhammad al-Baqir,empat orang yaitu:
1. Ja’far al-Shodiq
2. Abdullah
3. Ibrahim
4. Keduanya (2 dan 3) meninggal di waktu kecil
5. Zaid ( tidak mempunyai keturunan)
6. Ali
7. Abdullah
Keturunan Muhammad al-Baqir hanya melalui Ja’far al-Shadiq. Maka orang yang mengaku bernasab kepada Muhammad al-Baqir tanpa melalui Ja’far al-Shadiq adalah seorang pendusta.
7. Ja’far al-Shadiq.
Asy-Syarif Ahmad bin Muhammad Sholih al-Baradighi mengatakan bahwa nasab para sayyid/ syarif di Hadramaut berpangkal pada nasab Imam Ja’far al-Shadiq melalui Muhammad bin Ali Uraidhi. Ia diberi gelar gelar ‘al-Shadiq’ karena kebenarannya dalam kata-katanya. Ia juga diberi nama ‘ Amudusy-Syaraf ‘ (tiang kemuliaan).
Ibundanya ialah Furwah binti Qasim bin Muhammad bin Abu Bakar al-Shiddiq. Sedangkan ibunda Furwah ialah Asma binti Abdurahman bin Abu Bakar al-Shiddiq. Ia pernah berkata: Aku dilahirkan al-Shiddiq dua kali!. Imam Ja’far al-Shaddiq mempunyai anak:
Abdullah
Abbas
Yahya
Muhsin Tidak mempunyai keturunan
Ja’far
Hasan
Muhammad al-Ashgor
Sedangkan yang memberi keturunan:
1. Ismail (Sohibul Mazhab Syi’ah Ismailiyah)
2. Muhammad al-Akbar (gelarnya al-Dibaj)
3. Ishaq (gelarnya al-Mu’taman)
4. Musa al-Kadzim
5. Ali (gelarnya al-Uraidhi)
Imam Ja’far Ash-Shaddiq wafat pada tahun 148 Hijriyah.
8. Ali al-Uraidhi.
Beliau diberi gelar al-Uraidhi sebagai nisbah kepada al-Uraidh yaitu nama suatu negeri yang terletak pada jarak 4 mil dari kota Madinah al-Munawwarah. Imam Ali al-Uraidhi adalah putera terkecil dari Imam Ja’far al-Shaddiq. Bersama saudaranya Muhammad bin Ja’far al-Shaddiq, pergi ke Mekkah di mana ia mengadakan pergerakan di sana.. Imam Ali al-Uraidhi mempunyai putera: Husein, Ja’far al-Akbar, Ja’far al-Ashgor, Isa, Qasim, Ali, Hasan, Ahmad dan Muhammad (gelarnya al-Naqib)
9. Muhammad al-Naqib.
Ia adalah Abu Isa Muhammad bin Ali al-Uraidhi bin Imam Ja’far al-Shaddiq. Ia tinggal di Basrah, demikian juga anaknya Isa. Di sana pula Imam Ahmad al-Muhajir dilahirkan dan dibesarkan. Keturunan Imam Muhammad al-naqib ialah: Isa (gelarnya Ar-Rummi),Yahya, Hasan, Musa, Ja’far, Ibrahim, dan Ishaq dan Ali. Imam Muhammad al-Naqib wafat pada tahun 334 Hijriyah.
10. Isa al-Rummi.
Beliau ialah Abu Ahmad Isa bin Muhammad bin Ali al-Uraidhi bin Imam Ja’far al-Shaddiq. Imam Isa Ar-Rummi mempunyai 30 orang anak lelaki diantaranya adalah Imam Ahmad al-Muhajir yang merupakan nenek moyang kaum Alawiyin di Hadramaut. Adapun anak-anak Imam Isa al-Rummi adalah:
1. Abdullah, Abdurahman, Abdullah al-Akbar, Abdullah al-Ahwal, Abdullah al-Asghor, Daud, Yahya, Ali, Abbas, Yusuf, Hamzah, Sulaiman. Mereka tidak mempunyai keturunan.
2. Ismail, Zaid, Qasim, Hamzah, Harun, Yahya, Ali, Musa, Ibrahim, Ja’far, Ali al- Asghor, Ishaq, Husin, Abdullah, Muhammad, Isa, Ahmad al-Muhajir.
11. Ahmad bin Isa.
Beliau dilahirkan pada tahun 260 Hijriyah. Di namakan al-Muhajir, karena beliau hijrah dari Iraq ke Hadramaut sebagaimana kakeknya Rasulullah hijrah dari Mekkah ke Madinah. Sebelum hijrah ke tujuan akhirnya Hadramaut, beliau tinggal di Madinah selama satu tahun kemudian ke Mekkah untuk menunaikan ibadah haji. Dari Mekkah beliau pergi ke Hajrain, kemudian ke Husaisah yang jaraknya setengah marhalah dari Tarim.
Imam al-Muhajir adalah orang pertama yang datang ke Hadramaut berserta keluarganya yang berjumlah 70 orang. Ikut serta dalam perjalanan beliau anaknya yang bernama Ubaidillah dan ketiga cucunya Alwi, Jadid dan Basri. Imam Ahmad al-Muhajir wafat pada tahun 345 Hijriyah, dan dikarunia keturunan:
1. Muhammad ( Keturunannya tersebar di negri Baghdad )
2. Abdullah / Ubaidillah ( Abu Alawy ).
12. Ubaidillah bin Ahmad.
Imam Ubaidillah bin Ahmad mempunyai tiga orang anak, yaitu: Alwi, Jadid dan Basri. Salah satu keturunan dari Sayid Basri adalah al-Arif billah Syaikh Salim bin Basri, meninggal di Tarim tahun 604 Hijriyah dikuburkan sebelum maqam Alwi bin Muhammad al-Faqih al-Muqaddam. Di antara keturunan dari Sayid Jadid adalah al-Imam al-Muhaddits al-Faqih al-Hafidz Abi Jadid Ali bin Muhammad bin Ahmad bin Muhammad bin Ali bin Jadid meninggal di Mekkah tahun 630 Hijriyah.
Keturunan Sayid Jadid dan sayid Basri terputus pada awal-awal kurun ke tujuh hijriyah. Sedangkan Sayid Alwi, keturunannya tersebar di Hadramaut yang sekarang dikenal dengan keluarga Abi Alawy dimana nama tersebut dinisbahkan kepada nama kakeknya.
13. Alwi bin Ubaidillah.
Beliau dilahirkan di Hadramaut, dan yang pertama kali dinamakan Alwi. Keturunannya tersebar ke penjuru negeri, sedangkan keturunan saudaranya terputus pada awal kurun ke tujuh hijriyah. Imam Alwi bin Ubaidillah hanya mempunyai satu orang anak bernama Muhammad.
14. Muhammad bin Alwi.
Beliau dilahirkan di Sumul pada tahun 390 Hijriyah. Dari Sumul beliau pindah ke Bait Jubair dan mempunyai tanah pertanian yang luas. Beliau seorang yang alim, soleh, menguasai ilmu fiqih, hadits dan tasawuf. Imam Muhammad bin Alwi wafat pada umur 56 tahun di bait Jubair dan dikarunia satu orang anak yang bernama Alwi.
15. Alwi bin Muhammad.
Imam Alwi bin Muhammad lahir di Bait Jubair yang mempunyai hawa yang sejuk dan air yang segar. Beliau adalah seorang yang soleh, alim dan berjalan pada rel Alquran dan Hadits. Imam Alwi wafat di Bait Jubair tahun 512 Hijriyah dan dikarunia dua orang anak: Salim (tidak mempunyai keturunan) dan Ali (yang dikenal dengan Khali’ Qasam).
16. Ali Khali’ Qasam bin Alwi.
Imam Ali diberi gelar Khali’ Qasam sebagai nisbah kepada negeri Qasam yang merupakan tempat mereka di negeri Basrah, di mana dari tempat itu ia mendapat harta dan membeli tanah di dekat kota Tarim di Hadramaut dengan harga 20.000 dinar dan ditanami pohon kurma untuk mengenang kota Qasam di Basrah yang pada awalnya dimiliki oleh kakeknya al-Imam al-Muhajir Ahmad bin Isa. Beliau adalah orang yang pertama dimakamkan di perkuburan Zanbal, Tarim dan dikaruniai tiga orang anak: Abdullah dan Husin ( tidak mempunyai keturunan) serta Muhammad ( dikenal dengan Shahib Mirbath ).
17. Muhammad Shahib Mirbath.
Yang pertama kali dijuluki ‘shahib marbat’ adalah al-Imam Waliyullah Muhammad bin Ali bin Alwi bin Muhammad bin Alwi bin Ubaidillah bin Ahmad al-Muhajir. Soal gelar ‘Shahib Mirbat’ , karena beliau bermukim di suatu tempat yang disebut Mirbat di Dhafar setelah pindah dari Tarim. Sedangkan kata shahib yang sinonimnya kata ‘maula’ berarti seseorang yang bermukim atau berkuasa di suatu tempat. Waliyullah asy-syaikh al-Imam Muhammad Shahib Marbat dilahirkan di kota Tarim. Dikaruniai 4 orang anak laki-laki. Masing-masing bernama Abdullah, Ahmad, Alwi dan Ali. Abdullah dan Ahmad tidak menurunkan keturunan beliau. Sedangkan Alwi dan Ali yang menurunkan keturunan beliau (akan dijelaskan lebih lanjut). Sebagaimana disebut oleh penulis buku al-Masyra’ al-Rawy, Sayyid Muhammad bin Ali adalah Syaikh Masyayikhil Islam (guru besar luar biasa ilmu agama Islam) dan ‘Ilmul-’Ulama al-A’lam (Ilmunya kaum ulama kenamaan). Selanjutnya penulis buku tersebut mengatakan: ” Seorang ulama ahli syariat dan thariqat dan guru besar terkemuka bagi kaum penghayat ilmu hakikat, ahli fiqih dan mufti negeri Yaman, seorang penasihat berbagai cabang ilmu dan pengetahuan agama di negeri itu …”. Menyusul kemudian dua orang putera Sayyid Muhammad bin Ali yang pertama ialah Ali, ayah al-Ustadz al-A’dham al-Faqih al-Muqaddam dan yang kedua ialah Alwi, yang terkenal dengan sebutan ‘Ammul al-Faqih al-Muqaddam. Dua orang itulah yang menjadi pangkal keturunan semua Sayyid kaum Alawiyin. Waliyullah al-Imam Muhammad Shahib Marbat wafat di Marbad pada tahun 556 hijriah.
18. Alwi (Ammu al-Faqih)
Waliyullah asy-syaik al-Imam Alwi bin Muhammad Shahib Marbat dijuluki ‘Ammi al-Faqih’ karena beliau adalah paman dari waliyullah al-Ustadz al-Mu’adzom Muhammad al-Faqih al-Muqaddam (satu-satunya anak lelaki dari Imam Ali bin Muhammad Shahib Marbad). Imam Alwi bin Muhammad Shahib Marbad dilahirkan di kota Tarim. Dikaruniai 4 orang anak lelaki, masing-masing bernama:
1. Abdul Malik, yang keturunannya hanya berada di India dikenal dengan al-Azhamat Khan, yang menurunkan leluhur Wali Songo di Indonesia.
2. Abdullah
3. Abdurahman.
4. Ahmad.
Waliyullah Imam Alwi bin Muhammad Shahib Marbad wafat di kota Tarim pada th 613 Hijriyah.
19. Ali Bin Muhammad Shahib Mirbath.
Waliyullah Asy-syaikh al-Imam Ali bin Muhammad Shahib Marbad dilahirkan di Tarim Hadramaut. Beliau hanya dikarunia seorang anak lelaki yaitu al-Ustadz al-Mu’adzom Muhammad al-Faqih al-Muqaddam. Dari satu-satunya anak lelaki beliau tersebut dapat menurunkan keturunan beliau sebanyak kurang lebih 75 leluhur Alawiyin. Waliyullah Imam Ali bin Muhammad Shahib Marbad wafat di kota Tarim pada tahun 593 hijriah.
20. Muhammad Bin Ali (al-Faqih al-Muqaddam)
Yang pertama kali dijuluki ‘al-Faqih al-Muqaddam’ adalah waliyullah Muhammad bin Ali bin Muhammad Shahib Marbad. Soal gelar yang disandangnya, karena waliyullah Muhammad bin Ali seorang guru besar yang menguasai banyak sekali ilmu-ilmu agama diantaranya ilmu fiqih. Salah seorang guru beliau Ali Bamarwan mengatakan, bahwa beliau menguasai ilmu fiqih sebagaimana yang dikuasai seorang ulama besar yaitu al-Allamah Muhammad bin Hasan bin Furak al-Syafi’i', wafat tahun 406 Hijriah. Sedangkan gelar al-Muqaddam di depan gelar al-Faqih yang berasal dari kata Qadam yang berarti lebih diutamakan, dalam hal ini waliyullah Muhammad bin Ali sewaktu hidupnya selalu diutamakan sampai setelah beliau wafat maqamnya yang berada di Zanbal Tarim sering diziarahi kaum muslimin sebelum menziarahi maqam waliyullah lainnya.Waliyullah Muhammad bin Ali dilahirkan di kota Tarim, beliau anak laki satu-satunya dari Imam Ali bin Muhammad Shahib Marbad yang menurunkan 75 leluhur kaum Alawiyin, sedangkan Imam Alwi bin Muhammad Shahib Marbad menurunkan 16 leluhur Alawiyin. Sayyid Muhammad bin Ali yang terkenal dengan nama al-Faqih al-Muqaddam ialah sesepuh semua kaum Alawiyin. Beliau dilahirkan pada tahun 574 H di Tarim. Beliau seorang yang hafal al-quran dan selalu sibuk menuntut berbagai macam cabang ilmu pengetahuan agama hingga mencapai tingkat sebagai mujtahid mutlak. Mengenai Imam al-Faqih al-Muqaddam Muhammad bin Ali, Sayyid Idrus bin Umar al-Habsyi dalam kitabnya Iqdul Yawaqiet al-Jauhariyah mengatakan: ” Dari keistimewaan yang ada pada Sayyidina al-Faqih al-Muqaddam adalah tidak suka menonjolkan diri, lahir dan batinnya dalam kejernihan yang ma’qul (semua karya pemikiran) dan penghimpun kebenaran yang manqul (nash-nash Alquran dan Sunnah). Penulis buku al-Masyra’ al-Rawy berkata: “Beliau adalah seorang mustanbith al-furu’ min al-ushul (ahli merumuskan cabang-cabang hukum syara’ yang digali dari pokok-pokok ilmu fiqih. Ia adalah Syaikh Syuyukh al-syari’ah (mahaguru ilmu syari’ah) dan seorang Imam ahli hakikat, Murakiz Dairah al-Wilayah al-Rabbaniyah, Qudwah al-’Ulama al-Muhaqqiqin (panutan para ulama ahli ilmu hakikat),Taj al-A’imah al-’Arifin (mahkota para Imam ahli ma’rifat) dan dalam segala kesempurnaannya beliau berteladan kepada Amir al-Mukminin (Imam Ali bin Abi Thalib). Thariqahnya adalah kefakiran yang hakiki dan kema’rifatan yang fitrah.” Imam al-Faqih al-Muqaddam Muhammad bin Ali, wafat di kota Tarim tahun 653 hijriah.

Selasa, 02 Desember 2014

Mimpi Habibana Aly Aljufri

"Perjumpaan Habib Ali al Jufri dengan Pelukis karikatur Nabi Muhammad Saw"
Diceritakan oleh Ustaz Iqbal Zain Al-Jauhari mengenai perjumpaan al-Habib Ali al-Jufri dengan pelukis Gambar Nabi yang sempat menghebohkan beberapa tahun yang lalu.
Suatu ketika beliau Al Habib mendapatkan undangan dari negara Denmark untuk berkenan menghadiri satu majelis/acara disana.
Saat beliau hadir di acara tersebut, ternyata hadir pula seorang tamu yang dahulu pernah melukis gambar kartun Nabi MUHAMMAD sallallallohu alaihi wa sallam dengan penuh penghinaan. Lalu Habib Ali al-Jufri diajak dan dipertemukan kepada pelukis kartun Nabi tersebut.
Tatkala beliau bertemu dengannya, Habib Ali pun tersenyum dan bersalaman dengannya lalu mengatakan,
"Ahlan wa Sahlan! Bagaimana kabar kamu? Bagaimana kabar keluarga kamu? Sehatkah?" Sambil tersenyum Habib Ali menanyakan hal tersebut.
Lalu Sipelukis itu berkata, "Ya Syaekh, kenapa anda masih bersikap baik/sopan kepadaku, padahal Anda sudah tau bahwa aku telah melukis dengan penuh penghinaan atas Rasulmu, Muhammad?"
Kemudian Habib Ali al-Jufri menjawab, "Sekiranya kamu tau dan mengenali siapa Rasulku "MUHAMMAD SAW" maka kamu tidak akan menghinanya dengan begitu. Jika kamu kenal siapa Rasulku MUHAMMAD Saw yang sebenarnya, niscaya kamu akan jatuh cinta kepadanya." Masyaallah.
Lantas si pelukis itu pun terkejut dan berkata, "Jika akhlak keturunannya saja sudah begini budi pekertinya, bagaimana dengan akhlak datuknya, bagaimana akhlak keturunannya hingga kepada Rasulnya. Inilah akhlak daripada agama yang dibawa oleh Rasulnya. Sudah tentu ini adalah sebuah agama yang berakhlak." Subhanalloh.
Disini kita bisa mengambil pelajaran betapa budi pekerti yang luhur (akhlak dan adab) dapat menarik hati orang yang bukan Islam agar pula menghormati orang Islam.
Mustahil orang yang kenal dengan Baginda Rasulillah MUHAMMAD Shallahu Alaihi Wassalam, tidak jatuh cinta kepada Baginda.
Semoga Allah Swt mendidik hati kita dengan acuan akhlaknya Sayyidul Mursalin, akhlaknya Rasulullah Shallahu Alaihi Wassalam.. Aamiin Allahuma Aamiin.
اللهم صل على سيدنا محمد طب القلوب ودوائها، وعافية الأبدان وشفائها، ونور الأبصار وضيائها وقوت الأرواح وغذائها وعلى آله وصحبه وسلم، في كل لمحة ونفس بعدد ما وسعه علم الله.

Senin, 01 Desember 2014

Doa orang tua Lebih Afdhol Dari Wali Besar

Sayyidi'l Habib Al Imam Salim Bin
Abdullah Bin Umar Asy-Syatiri,

Setiap orang yang datang menghadap
Habib Salim atau Habaib sepuh yang
alim di tarim untuk minta di doakan
selalu mendapat pertanyaan yang
sama, 'apakan kamu masih memiliki
permata di rumahmu?' (Ibu), kalau di
jawab ya, maka mereka dengan halus
akan mengatakan, 'tahukah kamu,
bahwa doa ibu untukmu, lebih mulia
dan makbul daripada doa seorang
wali besar sekalipun?'
ketika habib Umar Bin Hafidz dan
abangnya Habib Ali Masyhur masih
bayi dan sering menangis, ibunda
mereka Hubabah Zahra, akan memeluk
dan membelai anak anaknya sambil
mengusap kepala mereka, kepada
habib Ali masyhur beliau sering
berbisik, mufti, mufti, dan sekarang
Habib Ali masyhur telah menjadi mufti
yaman,
kepada habib umar sang ibu selalu
berdoa 'da'i, da'i, dan hari ini Habib
Umar telah menjelma menjadi Da'i
paling besar di dunia islam zaman
ini..
Subhanalloh...
DAHSYATnya doa seorang ibu.
(Buat calon ibu dan sudah menjadi ibu dari anak2nya
berkatalah yg baik kpd anak2nya perkataanmu kpd anak
adalah doa)